Koneksi Antar Materi Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin
"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik". (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). - Bob Talbert -
Dari kutipan di atas, kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari saat ini
Kutipan Bob Talbert menekankan bahwa mengajarkan keterampilan dasar itu pentlng, tetapi mengajarkan nilai-nilai yang mendalam lebih berharga. Dalam pembelajaran, ini berarti bahwa kita tidak hanya fokus pada keterampilan teknis, tetapi juga pada pengembangan etika dan prinsip hidup.
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan mempengaruhi budaya dan atmosfer di lingkungan kita. Misalnya, keputusan yang didasarkan pada keadilan dan transparansi dapat membangun kepercayaan dan rasa saling menghargai di antara staf dan murid. Sebaliknya, keputusan yang lebih mementingkan kepentingan prıbadi atau kekuasaan dapat menimbulkan ketidakpuasan dan konflik. Dengan mengutamakan prinsip-prinsip seperti integritas dan empati, kita dapat mencıptakan lingkungan yang leblh positif, mendukung, dan prodüktif.
Cara saya sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan saya
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, saya dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid dengan menanamkan prinsip-prinsip etika dalam setiap aspek pengajaran dan pengambilan keputusan. ini berartı tıdak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juşa membimbing murid dalam memahamı pentingnya nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, dan kepedulian. Melalui keputusan yang saya ambil dan sikap yang saya tunjukkan, saya memberikan contoh nyata tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut saya, maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah saya alami di modul ini
Education is the art of making man ethical. Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.(Georg Wilhelm Friedrich Hegel)
Kutipan Hegel menggaris bawahi bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk karakter etis. Dalam modul ini, kita belajar tentang pengambilan keputusan berbasis nilai dan prinsip etika. Menghubungkan kutipan ini dengan modul, saya melihat bahwa proses pembelajaran bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan teknis, tetapi juga tentang membentuk karakter dan mempersiapkan individu untuk membuat keputusan yang etis dan bijaksana. Ini berarti bahwa pendidikan harus mencakup pengajaran tentang bagaimana bertindak dengan integritas dan keadilan, bukan hanya tentang keterampilan akademis.
Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran
Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan merupakan suatu pendekatan yang menempatkan nilai-nilai moral dan etika sebagai landasan utama dalam membuat pilihan. Bagi seorang pemimpin, pendekatan ini sangat krusial, karena keputusan yang diambil tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada organisasi atau kelompok yang dipimpinnya.
1. Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka
Pratap Triloka Pendidikan
a. Ing Ngarso Sung Tuladha
Menjadi teladan, memimpin, contoh kebajikan, patut ditiru atau baik untuk dicontoh oleh orang lain.
Filosofi ini menegaskan kita sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya memberi teladan yang bijak dalam pengambilan keputusan. Hasil keputusan harus mampu membangkitkan semangat untuk terus melakukan inovasi dalam melakukan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid
b. Ing Madya Mangun Karsa
Memberdayakan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan, kemampuan, tenaga, akal, cara dan sebagainya demi memperbaiki kualitas diri mereka.
Filosofi ini menegaskan bahwa dalam pengambilan keputusan hendaknya kita mampu memberdayakan dan membangun kerukunan murid. Seorang pemimpin harus terus memberikan motivasi atau bimbingan saat melakukan proses pengambilan Keputusan
c. Tut Wuri Handayani
Mempengaruhi, memelihara, dan memprovokasi kebajikan serta kualitas positif agar orang lain bertumbuh maju.
Filosofi ini menegaskan bahwa sebagai pemimpin dalam pengambilan keputusan maka keputusan yang kita ambil hendaknya mampu mendorong kolaborasi dan meningkatkan kinerja murid agar diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.
2 Pengaruh Nilai Pada Prinsip Pengambilan Keputusan
Nilai-nilai yang kita anut memengaruhi prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang guru diantaranya berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif harus menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.
Salah satu nilai kebajikan universal yang menjadi barometer dari nilai-nilai kebajikan yang lain yaitu tanggung jawab. Sebuah keputusan yang diambil harus adil dan dapat dipertanggungjawabkan.
Melalui sikap tanggung jawab dari dalam diri, sebuah keputusan yang kita ambil akan mencerminkan bagaimana prinsip diri kita berdasarkan ketiga prinsip pengambilan keputusan, sehingga akan mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosisten pendidikan.
Nilai-nilai seperti integritas dan empati juga memengaruhi bagaimana kita membuat keputusan yang etis, adil dan bertanggung jawab. Adil berarti menempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya, sedangkan tanggung jawab berarti mampu menanggung resiko dari keputusan yang telah kita pilih.
3. Kaitan Materi Pengambilan Keputusan dan Coaching
Materi pengambilan keputusan memberikan kerangka kerja untuk analisis dan evaluasi keputusan, sedangkan coaching membantu dengan memberłkan umpan balik dan perspektif tambahan. Coaching dapat mengidentifikasi efektivitas keputusan dan membantu mengatasi pertanyaan atau kekhawatiran yang mungkin tidak terlihat pada awalnya.
Salah satu tujuan coaching yaitu menggali lebih dalam lagi potensi yang dimiliki oleh seorang guru. Melalui proses coaching akan terjadi pengambilan keputusan yang mengarahkan pada hal-hal positif yang artinya keputusan-keputusan yang diambil berpihak kepada murid.
Melalui kegiatan coaching, pengambilan keputusan yang diambil berasal dari potensi yang dimiliki seseorang, sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan yang nantinya akan mendorong terwujudnya well being dalam ekosistem sekolah.
4. Pengaruh Aspek Sosial-Emosional Guru Pada Pengambilan Keputusan
Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola dan menyadari aspek sosial emosional agar mampu bijak dalam mengambil dan menguji keputusan. Seorang guru yang memiliki kesadaran diri yang baik, akan meninjukkan integritas dan tanggung jawab dalam memutuskan masalah yang berkaitan dengan dilema etika.
Guru juga harus mampu memiliki kesadaran penuh ketika menghadapi suatu dilema etika, dengan kesadaran penuh, maka perhatian, rasa ingin tahu, dan kebaikan akan mempengaruhi keputusan guru dalam menciptakan well being ekosistem (kesejahteraan psikologis).
5. Studi Kasus dan Nilai Pendidik
Studi kasus moral atau etika berkaitan dengan nilai-nilai pendidik karena mereka menguji penerapan nilai-nilai tersebut dalam praktik sehari-hari. Hal ini menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip etis dipraktikkan dalam situasi nyata dan menilal komitmen pendidik terhadap nilai-nilai yang mereka anut.
Nilai -nilai yang dianut oleh pendidik seperti keadilan, kemanusiaan, tanggung jawab, kejujuran dan lain - lain akan sangat mempengaruhi pendidik tersebut dalam mengambil suatu keputusan, baik yang berupa dilema etika maupun bujukan moral. Karena nilai ini akan menjadi dasar seorang pendidik dalam mempertimbangkan benturan nilai yang muncul dalam kasus dilema etika dan bujukan moral. Mana nilai yang harus dipertegas, dikuatkan atau mungkin dikalahkan.
6. Dampak Pengambilan Keputusan yang Tepat
Lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman adalah lingkungan yang membangun persepsi bahwa setiap orang memillki potensi yang berbeda-beda dan orang lain adalah mitra bukan saingan.
Tugas pendidlk adalah meæmbantu anak-anak menemukan jati diri dan mengembangkan potensinya. Persepsi tersebut akan mendorong kentalnya kolaborasi antar murid, guru, maupun orang tua.
Lingkungan tersebut akan tercipta dari budaya positif. Budaya positif akan terbentuk dari kesepakatan dan sinergitas para pelaku lingkungan dalam menyepakati tindakan positif.
Dalam kesepakatan inilah dibutuhkan suatu ketrampilan dalam pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan nilai-nilai kebajikan.
7. Tantangan Pengambilan Keputusan dalam Dilema Etika
Tantangan termasuk resistensi terhadap perubahan, perbedaan pendapat, dan tekanan dari berbagai pihak. Perubahan paradigma di lingkungan kita bisa memengaruhi bagaimana dilema etika dihadapi dan diatasi, dengan memerlukan pendekatan yang lebih fleksibel dan adaptif.
Tantangan itu muncul ketika tidak ada komunikasi dan keterbukaan dalam lingkungan. Pada kasus pengambilan keputusan dari suatu masalah dilema etika, dibutuhkan suatu kejelian dalam analisisnya. Akankah menggunakan prinsip end based thinking, Rule based Thinking atau Care Based Thinking dalam penyelesaiannya.
Oleh karena itu perlu adanya komunikasi dan keterbukaan untuk memetakan suatu masalah dilema etika berdasarkan paradigmanya. Seperti Individu vs kelompok, keadilan vs kasihan, kebenaran vs kesetiaan, atau jangka pendek vs jangka panjang.
8. Pengaruh Pengambilan Keputusan Terhadap Pembelajaran Murid
Keputusan yang tepat memastikan bahwa metode pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi masing-masing murid. Ini membantu dalam menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif dan memerdekakan, mendukung pencapaian individual siswa.
Agar dapat memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda, kita harsus mengetahui kesiapan, minat dan profil belajar murid. Dengan memahami ketiganya kita akan mampu menyusun pembelajaran yang berpihak pada murid, yaitu pembelajaran berdiferensiasi, baik dari sisi konten, proses maupun produk. Dengan mewujudkan pembelajaran yang demikian, maka murid akan semakin "merdeka dalam belajarnya".
9. Pengaruh Keputusan Pemimpin Terhadap Murid
Keputusan pemimpin mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid dengan menentukan kebijakan pendidikan, dukungan yang diberikan, dan arah pengembangan. Keputusan yang baik membantu menciptakan kesempatan yang lebih baik dan mendukung perkembangan murid secara optimal.
Keputusan yang kita ambil akan terkait secara terus-menerus dan berdampak pada kehidupan murid kita. Pepatah jawa mengatakan guru itu digugu lan ditiru (Guru itu dipercaya dan dicontoh) sehingga apapun yang kita putuskan sedikit banyak akan mempengaruhi murid kita dan memberikan pengaruh besar dalam hidup mereka.
10. Kesimpulan Akhir dari Modul dan Keterkaitannya dengan Modul - modul Sebelumnya
Modul ini memperdalam pemahaman tentang pengambilan keputusan etis, serta prinsip-prinsip dan paradigma yang mendasarinya. Ini terkait dengan pembelajaran sebelumnya yang menekankan pentingnya nilai-nilai dan prinsip dalam membuat keputusan yang adil dan efektif.
Sebagai seorang pendidik kita harus mampu mengenali nilai dan peran diri kita agar mampu memahami dan menerapkan filosofi KHD dalam pembelajaran. Kita juga harus mampu memahami kebutuhan belajar murid kita yang beragam dan mampu untuk mengelola sosial dan emosional murid kita.
Pemahaman tersebut dapat kita eksplorasi menggunakan prinsip coaching/supervisi akademik. Dengan demikian akan muncul keputusan yang mampu menciptakan budaya positif demi terwujudnya visi sekolah yang berpihak pada murid.
11. Pemahaman Konsep dan Kejutan
Memahami konsep seperti dilema etika, paradigma, prinsip, dan langkah pengujian keputusan memberikan wawasan baru tentang kompleksitas pengambilan keputusan. Beberapa aspek, seperti kedalaman analłsis dan penerapan prinsip, mungkin lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.
Pemahaman saya tentang materi modul 3.1 ini adalah tentang penerapan 4 Paradigma, 3 Prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan. Dimana pemahaman tersebut saya gunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul untuk memetakan mana yang benar vs benar (dilema etika) atau benar vs salah (bujukan moral)
Hal diluar dugaan yang saya dapatkan pada modul ini adalah ketika kita menghadapi kasus dilema etika, maka kita perlu memunculkan opsi trilema agar muncul solusi kreatif yang bisa diterima semua pihak.
12. Pengalaman Sebelumnya dan Perbedaan
Sebelum mempelajari modul ini, pengalaman dalam pengambilan keputusan moral mungkin kurang terstruktur. Modul Ini memberikan kerangka kerja yang lebih sistematis untuk mengevaluasi dan membuat keputusan, meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang prinsip-prinsip etis.
Setelah mempelajari modul ini, saya mengerti memang dilema etika tidak bisa dihindari, dan kadang kala kita harus memunculkan opsi trilema agar ada solusi terbaik bagi semua.
13. Dampak dan Perubahan Setelah Mempelajari Konsep
Mempelajari konsep ini telah memberikan dampak dalam pendekatan yang lebih sistematis dan reflektif dalam pengambilan keputusan. Ini mempengaruhi cara saya membuat keputusan, dengan meningkatkan kesadaran tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari.
Sebelum mempelajari modul ini, saya cenderung menyelesaikan masalah menggunakan prinsip end based thinking, yaitu saya melakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang ataupun rule based thinking, yaitu berpusat pada tugas dan aturan yang ada.
Setelah mempelajari modul 3.1, saya lebih banyak mengolah rasa empati saya untuk memutuskan sesuatu menggunakan rasa peduli (Care based thinking)
14. Pentingnya Topik Modul.
Modul ini sangat penting karena membantu memahami bagaimana prinsip dan nilai mempengaruhi pengambilan keputusan, baik sebagai individu maupun pemimpin. Ini mendukung pembuatan keputusan yang lebih etis dan berdampak positif dalam konteks pendidikan dan manajemen.
- Sebagai individu, modul ini sangat penting bagi saya, karena modul ini membuat saya mengerti bagaimana langkah langkah yang harus saya terapkan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan masalah pribadi saya.
- Sebagai pemimpin, modul ini juga sangat penting, karena keputusan yang diambil akan menyangkut kepentingan orang banyak sehingga harus dianalisis dan diputuskan menggunakan langkah yang tepat
Kesimpulan
Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan adalah kunci keberhasilan seorang pemimpin. Dengan mengutamakan nilai-nilai moral dan etika, pemimpin dapat membangun organisasi yang kuat, sehat, dan berkelanjutan.
Oleh : Sugeng Riyadi
CGP Angkatan 11 Kab. Banyumas
Posting Komentar untuk "Koneksi Antar Materi Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin"